PANDUAN CAPAIAN HASIL ASESMEN NASIONAL UNTUK SATUAN PENDIDIKAN
RAPORT PENDIDIKAN
Hasil Asesmen Nasional dilaporkan pada rentang nilai 1,00 - 3,00, berbeda dari umumnya nilai ujian yang memiliki rentang 0-100.
Nilai 1,00 Seluruh aspek/subaspek dalam indikator tersebut kategori capaiannya kurang.
Nilai 3,00 Seluruh aspek/subaspek dalam indikator tersebut kategori capaiannya baik.
Memaknai nilai ini seperti memaknai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
Jika seorang mahasiswa memiliki IPK 4,00 artinya seluruh mata kuliah masuk kategori sangat baik (A, nilai 4,00),
Jika seorang mahasiswa memiliki IPK 3,44 artinya masih ada nilai mata kuliah yang memiliki kategori baik (B, nilai 3,00) namun sudah ada yang memiliki kategori A.
Sebaliknya mahasiswa yang memiliki IPK 2, IO artinya sebagian besar nilai mata kuliah memiliki kategori cukup (C, nilai 2,00) namun ada yang memiliki kategori B atau A
Pada AN secara umum terdapat 3 Kategori, Kurang (nilai 1), Sedang (nilai 2) dan Baik (Nilai 3)
Contoh untuk nilai indeks kualitas pembelajaran maka artinya sebagian besar subaspek kualitas pembelajaran masuk kategori sedang namun terdapat aspek yang sudah baik.
Bagaimana cara menghitung nilai indeks literasi/numerasi?
Sepetti halnya IPK, nilai ditentukan Oleh capaian setiap mata kuliah {A, B, C, D, atau Ej dan bobot SKS mata kuliah, maka pada literas?/numerasi nilai indeks ditentukan oleh persentase murid disetiap tingkat kompetensi dan bobot Perhatikan ilustrasi berikut:
Satuan pendidikan dikategorikan sebagai mencapai kompetensi minimum jika nilai indeks Irg. Hal ini dapat dicapai apabila minimal 60% murid memiliki tingkat kompetensi cakap atau mahir.
Semangat AN adalah meningkatkan kualitas, tidak sekedar kenaikan nilai semata,
NASIL BELAJAR LITERASI DAN NUMERASI
Khusus untuk dimensi hasil belajar baik literasi dan numerasi nilai indeks menunjukkan proporsi murid pada tingkatan kompetensi literasi dan numerasi,
Jika nilai indeks literasi/numerasi 3,00 artinya seluruh murid tingkat kompetensi literasi/numerasi adalah mahir.
Jika nilai indeks literasi/nurnerasi 1,00 artinya seluruh murid tingkat kompetensi literasi./numerasi adalah perlu intervensi khusus.
Dengan melihat makna dari nilai hasil AN, suatu satuan pendidikan tidak akan naik nilai indeksnya apabila tidak ada peningkatan kategori capaian baik pada hasil belajar murid maupun indikator-indikator da?am survei lingkungan belajar.
A.1. KEMAMPUAN LITERASI
Kemampuan peserta didik dalam memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia agar dapat berkontribusi secara produktif di masyarakat.
DI ATAS KOMPETENSI MINIMUM |
MENCAPAI KOMPETENSI MINIMUM |
DI BAWAH KOMPETENSI MINIMUM |
JAUH DI BAWAH KOMPETENSI MINIMUM |
Murid di sekolah menunjukkan tingkat literasi membaca yang cakap dan cukup banyak murid berada pada level mahir. |
Sebagian besar murid telah mencapai batas kompetensi minimum untuk literasi membaca namun perlu upaya mendorong lebih banyak murid menjadi mahir. |
Kurang dari 50% murid telah mencapai kompetensi minimum untuk literasi membaca. |
Sebagian besar murid belum mencapai batas kompetensi mininum untuk literasi membaca |
RENTANG NILAI |
|||
2,10 s.d. 3,00 |
1,80 s.d. 2,09 |
1,40 s.d. 1,79 |
1,00 s.d. 1.39 |
ATRIBUT SEKOLAH
MAHIR |
CAKAP |
DASAR |
PERLU INTERVENSI KHUSUS |
Peserta didik mampu mengintegrasikan beberapa informasi lintas teks; mengevaluasi isi, kualitas, cara penulisan suatu teks, dan bersikap reflektif terhadap isi teks. |
Peserta didik mampu membuat interpretasi dari informasi implisit yang ada dalam teks; mampu membuat simpulan dari hasil integrasi beberapa informasi dalam suatu teks. |
Peserta didik mampu menemukan dan mengambil informasi eksplisit yang ada dalam teks serta membuat interpretasi sederhana. |
Peserta didik belum mampu menemukan dan mengambil informasi eksplisit yang ada dalam teks ataupun membuat interpretasi sederhana. |
A.1.1 kompetensi membaca teks informasi |
Kemampuan peserta didik dalam memahami, menggunakan, merefleksi, dan mengevaluasi teks informasional (non-fiksi). |
A.1.2 kompetensi membaca teks sastra |
Kemampuan peserta didik dalam memahami, menggunakan, merefleksi, dan mengevaluasi teks fiksi. |
A.1.3 Kompetensi menginterpretasi dan memahami isi teks (L2) |
Kemampuan peserta didik dalam membandingkan dan mengontraskan ide atau informasi dalam atau antarteks, membuat kesimpulan, mengelompokkan, mengombinasikan ide dan informasi dalam teks atau antarteks informasional (non-fiksi) dan sastra. |
A.1.4 kompetensi mengevaluasi dan merefleksi isi teks (L3) |
Kemampuan peserta didik dalam menganalisis, memprediksi, dan menilai konten, bahasa, dan unsur-unsur dalam teks informasional (non-fiksi) dan sastra. |
A.2 KEMAMPUAN NUMERASI
Kemampuan peserta didik dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia.
ATRIBUT SEKOLAH
DI ATAS KOMPETENSI MINIMUM |
MENCAPAI KOMPETENSI MINIMUM |
DI BAWAH KOMPETENSI MINIMUM |
JAUH DI BAWAH KOMPETENSI MINIMUM |
Murid di sekolah menunjukkan tingkat numerasi yang cakap dan cukup banyak murid berada pada level mahir. |
Sebagian besar murid telah mencapai batas kompetensi minimum untuk numerasi namun perlu upaya mendorong lebih banyak murid menjadi mahir. |
Kurang dari 50% murid telah mencapai kompetensi minimum untuk numerasi. |
Sebagian besar murid belum mencapai batas kompetensi mininum untuk numerasi. |
RENTANG NILAI |
|||
2,10 s.d. 3,00 |
1,80 s.d. 2,09 |
1,40 s.d. 1,79 |
1,00 s.d. 1.39 |
ATRIBUT MURID
MAHIR |
CAKAP |
DASAR |
PERLU INTERVENSI KHUSUS |
Peserta didik mampu bernalar untuk menyelesaikan masalah kompleks serta nonrutin berdasarkan konsep matematika yang dimilikinya. |
Peserta didik mampu mengaplikasikan pengetahuan matematika yang dimiliki dalam konteks yang lebih beragam. |
Peserta didik memiliki keterampilan dasar matematika: komputasi dasar dalam bentuk persamaan langsung, konsep dasar terkait geometri dan statistika, serta menyelesaikan masalah matematika sederhana yang rutin. |
Peserta didik hanya memiliki pengetahuan matematika yang terbatas (penguasaan konsep yang parsial dan keterampilan komputasi yang terbatas). |
A.2.1 Kompetensi pada domain bilangan |
Kemampuan peserta didik dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika pada konten bilangan untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. |
A.2.2 Kompetensi pada domain Aljabar |
Kemampuan peserta didik dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika pada konten aljabar untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. |
A.2.3 Kompetensi pada domain Geometri |
Kemampuan peserta didik dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika pada konten geometri untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. |
A.2.4 Kompetensi pada domain Data dan Ketidakpastian |
Kemampuan peserta didik dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika pada konten data dan ketidakpastian untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. |
A.2.5 Kompetensi mengetahui (L1) |
Kemampuan peserta didik memahami fakta, proses, konsep, dan prosedur. |
A.2.6 Kompetensi menerapkan (L2) |
Kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang fakta-fakta, relasi, proses, konsep, prosedur, dan metode pada konten bilangan dengan konteks situasi nyata untuk menyelesaikan masalah atau menjawab pertanyaan. |
A.2.7 Kompetensi menalar (L3) |
Kemampuan peserta didik menganalisis data dan informasi, membuat kesimpulan, dan memperluas pemahaman dalam situasi baru, meliputi situasi yang tidak diketahui sebelumnya atau konteks yang lebih kompleks. |
A.3 KARAKTER
Tingkat karakter pelajar pancasila yang bersifat holistik mencakup komponen pengetahuan, afektif, keterampilan, dan perwujudan dalam perilaku.
ATRIBUT SEKOLAH
MEMBUDAYA |
BERKEMBANG |
PERLU DIKEMBANGKAN |
BELUM TERINTERNALISASI |
Murid secara proaktif dan konsisten menerapkan nilai- nilai karakter pelajar pancasila yang berakhlak mulia, bergotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis serta berkebinekaan global dalam kehidupan sehari hari. |
Murid terbiasa menerapkan nilai- nilai karakter pelajar pancasila yang berakhlak mulia, bergotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis serta berkebinekaan global dalam kehidupan sehari hari. |
Murid telah menyadari pentingnya nilai- nilai karakter pelajar pancasila yang berakhlak mulia, bergotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis serta berkebinekaan global, namun masih perlu dukungan untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. |
Murid belum memiliki kesadaran akan pentingnya nilai- nilai karakter pelajar pancasila yang berakhlak mulia, bergotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis serta berkebinekaan global. |
RENTANG NILAI |
|||
2,26 s.d. 3,00 |
2,01 s.d. 2.25 |
1,85 s.d. 2,00 |
1,00 s.d. 1,84 |
INDIKATOR |
Rentang NIlaI |
|
A.3.1 Beriman, Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
Karakter murid yang berkaitan dengan beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. |
MEMBUDAYA Murid secara proaktif dan konsisten telah menerapkan perilaku yang menunjukkan berakhlak baik pada sesama manusia, alam, dan negara. |
2,26 s.d. 3,00 |
BERKEMBANG Murid memiliki kesadaran akan pentingnya berakhlak baik pada sesama manusia, alam, dan negara, serta sudah menerapkannya dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. |
1,85 s.d. 2,25 |
|
PERLU DITINGKATKAN Murid menyadari pentingnya berakhlak baik pada sesama manusia, alam, dan negara, namun belum sepenuhnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. |
1,00 s.d. 1,84 |
INDIKATOR |
Rentang NIlaI |
|
A.3.2 GOTONG ROYONG
Kesediaan dan pengalaman berkontribusi dalam kegiatan yang bertujuan memperbaiki kondisi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. |
MEMBUDAYA Murid telah mengimplementasikan dan menggerakkan aktivitas terkait kegiatan yang bertujuan memperbaiki kondisi lingkungan fisik dan lingkungan sosial secara proaktif serta konsisten. |
2,26 s.d. 3,00 |
BERKEMBANG Murid memiliki kesediaan dan kemauan berkontribusi dalam kegiatan yang bertujuan memperbaiki kondisi lingkungan fisik dan sosial, serta sudah diimplementasikan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. |
1,85 s.d. 2,25 |
|
PERLU DITINGKATKAN Murid menyadari pentingnya kontribusi dalam kegiatan yang bertujuan memperbaiki kondisi lingkungan fisik dan sosial, namun belum sepenuhnya diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. |
1,00 s.d. 1,84 |
INDIKATOR |
Rentang NIlaI |
|
A.3.3 KREATIVITAS
Kesenangan dan pengalaman untuk menghasilkan pemikiran, gagasan, serta karya yang baru dan berbeda. |
MEMBUDAYA Murid telah mengimplementasikan dan menggerakkan aktivitas terkait kegiatan yang menghasilkan pemikiran, gagasan, serta karya yang baru dan berbeda secara rutin serta konsisten. |
2,26 s.d. 3,00 |
BERKEMBANG Murid memiliki kesenangan dan pengalaman untuk menghasilkan pemikiran, gagasan, serta karya yang baru dan berbeda, serta sudah diimplementasikan secara optimal. |
1,85 s.d. 2,25 |
|
PERLU DITINGKATKAN Murid memiliki kesenangan dan pengalaman untuk menghasilkan pemikiran, gagasan, serta karya yang baru dan berbeda, namun belum sepenuhnya diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. |
1,00 s.d. 1,84 |
INDIKATOR |
Rentang NIlaI |
|
A.3.4 NALAR KRITIS
Kemauan dan kebiasaan membuat keputusan yang etis berdasarkan analisis logis dan pertimbangan yang objektif atas beragam bukti dan perspektif. |
MEMBUDAYA Murid secara rutin dan konsisten telah menelusuri, menganalisis, dan mengevaluasi informasi, serta bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat. |
2,26 s.d. 3,00 |
BERKEMBANG Murid terbiasa untuk menelusuri, menganalisis, dan mengevaluasi informasi, serta bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat. |
1,85 s.d. 2,25 |
|
PERLU DITINGKATKAN Murid menyadari pentingnya menelusuri, menganalisis, dan mengevaluasi informasi, serta bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat, namun belum sepenuhnya diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. |
1,00 s.d. 1,84 |
INDIKATOR |
Rentang NIlaI |
|
A.3.5 KEBINEKAAN GLOBAL
Ketertarikan terhadap keragaman di berbagai negara serta memiliki kepedulian terhadap isu-isu global. |
MEMBUDAYA Murid secara rutin dan konsisten menunjukkan ketertarikan terhadap keragaman di berbagai negara serta peduli terhadap isu-isu global. |
2,26 s.d. 3,00 |
BERKEMBANG Murid memiliki ketertarikan terhadap keragaman di berbagai negara serta memiliki kepedulian terhadap isu-isu global, dan sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. |
1,85 s.d. 2,25 |
|
PERLU DITINGKATKAN Murid menyadari adanya ketertarikan terhadap keragaman di berbagai negara serta pentingnya kepedulian terhadap isu-isu global, namun belum sepenuhnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. |
1,00 s.d. 1,84 |
INDIKATOR |
Rentang NIlaI |
|
A.3.6 KEMANDIRIAN
Kemauan dan kebiasaan mengelola pikiran, perasaan, dan tindakan untuk mencapai tujuan belajar dalam berbagai konteks. |
MEMBUDAYA Murid secara rutin dan konsisten mampu mengelola pikiran, perasaan, dan tindakan untuk mencapai tujuan belajar. |
2,26 s.d. 3,00 |
BERKEMBANG Murid terbiasa mengelola pikiran, perasaan, dan tindakan untuk mencapai tujuan belajar dalam kehidupan sehari-hari. |
1,85 s.d. 2,25 |
|
PERLU DITINGKATKAN Murid menyadari pentingnya mengelola pikiran, perasaan, dan tindakan untuk mencapai tujuan belajar, namun belum sepenuhnya diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. |
1,00 s.d. 1,84 |
B.1 KESENJANGAN LITERASI
Kesenjangan nilai literasi murid terdiri dari: kesenjangan antar kelompok gender; kesenjangan antar kelompok sosial ekonomi status; dan kesenjangan antar kelompok wilayah.
TIDAK ADA KESENJANGAN |
ADA KESENJANGAN |
KESENJANGAN SANGAT TINGGI |
Tidak ada perbedaan capaian literasi baik berdasar kelompok gender, kelompok sosial ekonomi maupun antar wilayah urban dan rural. |
Ada perbedaan capaian literasi baik berdasar kelompok gender, kelompok sosial ekonomi maupun antar wilayah urban dan rural. |
Ada perbedaan sangat tinggi pada capaian literasi baik berdasar kelompok gender, kelompok sosial ekonomi maupun antar wilayah urban dan rural. |
RENTANG NILAI |
||
2,26 s.d. 3,00 |
1,85 s.d. 2,25 |
1,00 s.d. 1,84 |
B.1.1 KESENJANGAN LITERASI ANTAR KELOMPOK GENDER
Kesenjangan nilai literasi murid antar kelompok gender. |
TIDAK ADA PERBEDAAN Tidak ada perbedaan capaian literasi murid Laki-Laki dengan murid Perempuan. |
ADA PERBEDAAN Terdapat perbedaan antara capaian literasi murid Laki-Laki dengan murid Perempuan. |
|
SANGAT BERBEDA Ada perbedaan sangat tinggi antara capaian literasi murid Laki-Laki dengan murid Perempuan. |
|
B.1.2 KESENJANGAN LITERASI BERDASARKAN STATUS SOSIAL EKONOMI
Kesenjangan nilai literasi murid antar kelompok sosial ekonomi status. |
TIDAK ADA PERBEDAAN Tidak ada perbedaan capaian literasi murid antar kelompok sosial ekonomi status. |
ADA PERBEDAAN Terdapat perbedaan antara capaian literasi murid antar kelompok sosial ekonomi status. |
|
SANGAT BERBEDA Ada perbedaan sangat tinggi antara capaian literasi murid antar kelompok sosial ekonomi status. |
|
B.1.3 KESENJANGAN LITERASI ANTAR WILAYAH Kesenjangan nilai literasi murid antar kelompok wilayah. |
TIDAK ADA PERBEDAAN Tidak ada perbedaan capaian literasi murid di wilayah urban dengan wilayah rural. |
ADA PERBEDAAN Terdapat perbedaan antara capaian literasi murid di wilayah urban dengan wilayah rural. |
|
SANGAT BERBEDA Ada perbedaan sangat tinggi antara capaian literasi murid di wilayah urban dengan wilayah rural. |
Selengkapnya Buku Panduan Capaian Hasil Asesmen Nasional untuk Satuan Pendidikan dapat di UNDUH DISINI
Buku Panduan Penggunaan Rapor Pendidikan untuk Satuan Pendidikan dapat di UNDUH DISINI
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Pemanfaatan Rapor Pendidikan untuk Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan
Rapor pendidikan adalah laporan komprehensif yang didapat dari hasil asesmen nasional dan data lainnya yang memberikan informasi tentang capaian satuan pendidikan dan daerah dari aspek
RAPOR PENDIDIKAN DAN PERENCANAAN BERBASIS DATA SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2024
Rapor pendidikan adalah laporan komprehensif yang didapat dari hasil asesmen nasional dan data lainnya yang memberikan informasi tentang capaian satuan pendidikan dan daerah dari aspek
POS AN (ANBK) dan JADWAL PELAKSANAAN AN (ANBK) TAHUN 2022
POS AN (ANBK) dan JADWAL PELAKSANAAN AN (ANBK) TAHUN 2022 Prosedur Operasi Standar Asesmen Nasional yang selanjutnya disebut POS AN adalah ketentuan yang mengatur penyelenggaraan dan
Buku Saku Merdeka Belajar ke-19 Rapor Pendidikan Indonesia untuk Daerah
1. Apa itu platform Rapor Pendidikan? Rapor Pendidikan adalah platform yang menyediakan data laporan hasil evaluasi sistem pendidikan sebagai penyempurnaan rapor mutu sebelumnya. Kebij